Persoalan terbesar dari interferensi antara kedua modul peralatan ini adalah terhalangnya sinyal radio bluetooth ketika beroperasi oleh sinyal yang diterima oleh ponsel. Kuatnya sinyal yang dipancarkan oleh transmitter atau pemancar sistem seluler mampu menghalangi tingkat penerimaan receiver bluetooth selama proses transmisi.
Persoalan ini sangat berpengaruh baik pada sistem teknologi seluler bertipe halfduplex, yaitu sistem komunikasi radio yang hanya bisa menerima atau mengirimkan sinyal secara sendiri-sendiri/bergantian, tidak secara simultan. Hal ini terjadi pada standar GSM yang masih berbasis TDMA, sistem teknologi yang bertipe full-duplex yang mampu mengirim dan menerima sinyal secara simultan, seperti pada teknologi CDMA dan sistem analog radio FM. Interferensi pada sistem ponsel ini disebabkan oleh lebarnya pita gelombang noise yang dibangkitkan oleh transmitter dari sistem seluler tersebut. Pada dasarnya ponsel akan mengirimkan tidak hanya sinyal data yang diperlukan saja, akan tetapi juga secara tidak sengaja akan mengirimkan tingkat
noise.
Dengan kondisi lebar pita gelombang noise yang cukup lebar ini atau sering disebut wideband noise, maka akibatnya akan mengganggu dan bahkan menghalangi pita gelombang yang digunakan oleh modul peralatan bluetooth.
Beberapa sistem seluler menggunakan frekuensi yang berdekatan dengan frekuensi radio bluetooth yang berada pada frekuensi 2,4 GHz seperti GSM 900MHz, DCS 1800 MHz maupun PCS 1900 MHz. sebuah transmitter GSM misalnya akan menghasilkan daya output sebesar 1-3 Watt, sedangkan receiver bluetooth bekerja secara efektif dengan sinyal yang memiliki daya output kurang dari 10 picowatt atau setara dengan 1/100 milyar watt.
Dari arsitektur sistem transmitter GSM konvensional, radio frequency (RF) upconverter dari sistem GSM tersebutlah yang ditengarai sebagai sumber noise yang cukup signifikan.
Tabel 2.4 Output Power GSM
Selain hal diatas juga akan muncul noise yang berasal dari voltage control oscillator yang sering disebut dengan VCO, yaitu salah satu oscillator dalam amplifier transmitter yang akan menghasilkan intermodulasi dalam spectrum output. Noise ini sering disebut sebagai out-of-band noise. Noise ini dapat dikurangi dengan menggunakan band pass filter pada bagian transmitter. Dengan demikian sistem bluetooth harus dilengkapi dengan beberapa radio filter khusus yang berfungsi untuk menyaring noise yang dihasilkan sebagai akibat interferensi dengan sinyal radio GSM tersebut.
Selain kondisi yang berkaitan dengan pita sinyal tersebut, European Telecommunication Standarts Institute (ETSI) telah memasyarakatkan agar sebuah sistem memenuhi ketentuan tertentu, yaitu untuk frekuensi dibawah 1 GHz maka wide-band noisnya harus kurang dari -36dBm. Sedangkan untuk frekuensi diatas 1 GHz, maka wide-band noisenya harus berkisar <-30dBm, dan untuk pita frekuensi 2.4 GHz maka wide-band noise yang diperkenankan adalah kurang dari -100dBm.
Untuk meyakinkan bahwa sebuah modul radio bluetooth akan beroperasi secara efektif didalam sebuah ponsel, tingkat noise dari transmitter ponsel harus selalu diukur dan dikendalikan. Untuk itu sebuah filter harus dipasang pada bagian output dari transmitternya.