Jakarta, Kominfo Newsroom -- Note book (lap top) karya siswa beberapa sekolah menengah kejuruan (SMK) di Jakarta dipamerkan di Pameran Pendidikan Nasional (PPN) 209 di halaman Gedung Depdiknas, Jakarta, mulai Senin (10/8) hingga Rabu (12/8).
Menurut Direktur Pembinaan SMK Depdiknas, Joko Sutrisno di sela-sela Pameran Pendidikan Nasional 2009, Senin (10/8), note book itu dirakit sendiri oleh siswa SMK dengan merk AdvanSMK, dijual di stand Direktorat SMK Depdiknas seharga Rp 2,9 juta dengan prosesor atom dan memori 160 Giga.
''Kelebihan note book ini harganya cukup murah, daya tahannya sangat baik dan tidak mudah panas, dengan garansi satu tahun,'' kata Joko Sutrisno.
Menurut Direktur Pembinaan SMK Depdiknas, Joko Sutrisno di sela-sela Pameran Pendidikan Nasional 2009, Senin (10/8), note book itu dirakit sendiri oleh siswa SMK dengan merk AdvanSMK, dijual di stand Direktorat SMK Depdiknas seharga Rp 2,9 juta dengan prosesor atom dan memori 160 Giga.
''Kelebihan note book ini harganya cukup murah, daya tahannya sangat baik dan tidak mudah panas, dengan garansi satu tahun,'' kata Joko Sutrisno.
Menurutnya, note book itu dirakit sendiri oleh para siswa SMK, sedangkan spare parts-nya disiapkan oleh Advan, perusahaan dalam negeri yang menjadi mitra Depdiknas.
Perusahaan mitra Depdiknas, katanya, menyediakan spare parts kepada beberapa sekolah SMK di Jakarta, yaitu SMKN 1, SMKN 4, SMKN 26 dan SMK Bhakti Idhata.
''Untuk tahun 2009 ini sudah diproduksi 10 ribu note book AdvanSMK. Mulai dipasarkan sejak pembukaan pameran pendidikan ini,'' katanya.
Selain itu memerkan note book karya siswa SMK, Direktorat SMK Depdiknas juga memamerkan sepeda motor merk Kanzen Indonesia karya siswa SMK, dengan harga jual off road Rp 6,3juta.
Perusahaan Kanzen Indonesia bermitra dengan SMKN 4 Jakarta, SMKN 5 Jakarta, SMKN Subang, SMK 5 Surakarta dan SMKN 5 Surabaya.
''Tahun 2009 kami sudah produksi 500 unit motor, namun kami tidak menargetkan jumlah produksinya untuk tahun ini,'' kata Joko.
Sedangkan produksi mobil, menurutnya, Depdiknas masih mengurus izin dan mencari prototype yang akan diproduksi, dengan perkiraan harga mobil Rp 100 juta untuk mobil jenis Digdaya.
Kemudian untuk pesawat, katanya, pihaknya belum menjualnya karena masih merakit dan akan dicoba untuk rangkanya (frame) dulu, namun pada saatnya pihaknya juga akan mencoba membuat mesin pesawat sendiri.
''Mobil jenis Arina merupakan temuan para mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang. Ini semacam mikro-car (mobil mini) yang dapat dijalankan di kampong-kampung dengan mesin sepeda motor. Kecepatan maksimal 100 Km/jam,'' kata Sutrisno.
Joko berharap melalui pameran pendidikan semacam ini dapat menyebarkan semangat kepada para siswa SMK untuk terus berkreasi sehingga bisa menghasilkan karya-karya unggulan yang bisa dipasarkan di pasar lokal Indonesia.
''Dengan demikian, apabila ini berkembang, akan memperluas pasar kerja di Indonesia dan sekaligus bisa menekan angka pengangguran,'' katanya. (T.Ad/ysoel)
Untuk Pemesanan Hub.